LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PERAJUTAN II
ANALISA 1 BAR
DAN
ANALISA 2 BAR BEBAS”
DISUSUN :
MUHAMMAD SHOLAHUDDIN AL-AYYUBY (14010072 / 3T4)
DOSEN :
DIMAS K., S.ST., MM.
ASISTEN DOSEN :
TAUFIK M., S.ST.
MAMAN
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2016
1.1 Maksud dan Tujuan
- Mengetahui dan memahami mengenai Mesin Rajut Lusi.
- Membuat kain rajut dengan sebelumnya membuat desain rajutan tersebut
- Merencanakan jenis-jenis dadu yang akan dipakai
- Melakukan praktikum bagaimana caranya melakukan penghanian yang benar serta dapat melakukan analisa tentang hasil hanian tersebut.
- Melakukan proses perajutan dan menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan perajutan dilakukan.
1.2 Teori Dasar
Perkembangan tekstil seiring bergulirnya jaman semakin meningkat, yang pada awalnya sebagai kebutuhan pokok untuk melindungi tubuh dari berbagai suhu ataupun lainnya yang berarti tekstil bersifat fungsional, dan kemudian merangkap ke ranah fahion sebagai sesuatu yang memiliki harga jual yang tinggi. Tetapi akhir-akhir ini tidak hanya merangkap ke arah fashion, tetapi merangkap juga kebidang lainnya, seperti medis, pertanahan, otomotif maupun lainnya
Tekstil sendiri dimulai dari serat yang diolah dari pemintalan menjadi benang kemudian dibentuk menjadi kain tenun maupun kain rajut.
Pada era pembangunan yang sedang dijalani dinegara kita ini, prospek perindustrian kelihatan cerah. Terutama dalam bidang pertekstilan termasuk dalam perajutan yang berkembang dengan pesat. Hal ini terbukti dengan meluasnya pembangunan pabrik-pabrik perajutan khususnya rajut lusi..
Rajut lusi adalah salah satu proses pembuatan kain rajut yang banyak dikerjakan, karena produksinya jauh lebih besar dibanding cara merajut yang lain . Mesin rajut lusi dibuat dalam berbagai lebar dan kehalusan. Umumnya dibuat dengan lebar 84” dan 168” dengan gauge 28 yang terbanyak, artinya dengan 28 jarum dalam satu inch lebar jarum. Kecepatan produksinya dapat mencapai ± 1000 course dalam satu menit.
Pembuatan kain rajut lusi sendiri dilakukan dengan mesin mesin-mesin yang mempergunakan jarum janggut atau jarum lidah. Oleh karena itu mesin rajut lusi dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan jenis jarum yang digunakan yaitu mesin rajut lusi Tricot yang menggunakan jarum janggut dan MRL Raschel yang menggunakan jarum lidah.
a. Gambaran umum mesin rajut lusi
Kain rajut lusi pada umumnya terbuat dari dua atau lebih susunan lusi, sehingga strukturnya lebih stabil dan mempunyai sifat daya penutup (covering properties) yang lebih baik.
Secara umum mesin rajut lusi dibagi menjadi dua macam yaitu mesin rajut lusi tricot dan mesin rajut lusi raschel.
Benang yang akan dirajut dalam mesin rajut lusi ini harus digulung dalam beam lusi terlebih dahulu. Penggulungan lusi dalam beam dilakukan dengan cara penghanian (warping). Untuk memperoleh jumlah benang yang diperlukan dalam pembuatan kain yang lebar, beberapa beam yang masing-masing dengan jumlah helai benang yang sama disatukan dalam satu poros pembawa beam-beam lusi.
Untuk dapat menggulung benang lusi yang akan dirajut dengan tegangan yang rata dan tetap, ada dua car pengturan yang dapat dilakukan yaitu pengaturan tegangan dengan pengereman beam dan pengaturan dengan cara putaran aktif beam.
Benang lusi sebelum dirajut dilewatkan pada mistar sisir yang menjaga kerenggangan sehingga tetap sejajar dan tidak kusut. Kemudian dilewatkan pada mistar penegang yang menjaga ketegangan benang-benang lusi. Setiap helai benang akan dililitkan pada sebuah jarum melalui sebuah pembawa (guide). Jadi terdapat guide yang jumlahnya sama dengan benang lusi, dan masing-masing guide akan memberikan benang pada sebuah jarum, sehingga jumlah jarum juga sama dengan jumlah guide-nya.
Jarum-jarum dalam pembentukan jeratannya dibantu oleh bagian-bagian mesin rajut yang lain misalnya sinker dan presser pada mesin rajut Tricot atau sinker dan trick pada mesin rajut Raschel.
Satu putaran mesin menghasilkan satu course jeratan-jeratan yang pembentukannya pada jarum terjadi secara serempak. Kain yang sudah terbentuk digulung pada rol penggulung melalui rol penarik. Kecepatan penarikan dari rol penarik kain dan rol pengatur tegangan lusi akan menentukan kerapatan course yang terjadi (Course per Cm) dari kain.
Bagian atau unsur dari mesin Tricot adalah :
- Jarum janggut
- Sinker
- Presser
- Guide
Bagian atau unsur yang ada pada mesin Raschel adalah :
- Jarum lidah
- Trick plate
- Sinker
- Latch wire
- Guide
b. Jeratan dalam kain rajut lusi
Pembentukan jeratan pada mesin rajut lusi adalah kearah lusi (panjang kain). Satu course jeratan-jeratan terbentuk dalam satu putaran mesin rajut lusi, sedangkan satu wale jeratan-jeratan terbentuk oleh satu jarum dalam mesin.
Kain rajut lusi pada umumnya adalah kain satu permukaan yang dibuat oleh satu susunan jarum. Jadi permukaan yang satu memperlihatkan jeratan-jeratan kanan saja. Yang menjadi permukaan depan dalam kain rajut lusi adalah permukaan yang jeratan-jeratannya adalah jeratan kiri.
Selain itu yang membedakan M.R pakan dengan M.R lusi adalah adanya proses penghanian terlebih dahulu sebagai proses persiapan perajutan . Penghanian pada perajutan pada prinsipnya sama dengan penghanian pada proses pertenunan, perbedaannya hanya pada ukuran beam yang digunakan. Beam yang digunakan pada rajut ukurannya kecil – kecil dan dalam satu mesin digunakan beberapa buah beam. Haniannya juga untuk proses perajutan harus baik. Hanian harus mempunyai tegangan atau kekerasan yang merata dan seimbang dalam suatu kelosan. Selain itu bentuk hanian harus baik dan tidak bergelombang. Berikut contoh bentuk hanian yang baik dan yang cacat.
Hanian yang Baik Hanian yang Cacat
Hanian yang Cacat Hanian yang Cacat
Mesin hani yang digunakan bagian – bagiannya terdiri atas :
1. Creel, untuk meletakkan cone benang.
2. Sisir hani yang bisa bergerak ke kiri dan ke kanan
3. Alat penggulung, untuk menempatkan beam dan menggulung benang.
4. Counter, untuk mengetahui panjang benang yang sudah digulung.
Setelah benang dihani diusahakan agar ujung potongan tidak berubah dan tetap pada posisinya agar pada saat pencucukan di guide bar mudah dan untuk mencegah terjadinya persilangan benang yang satu dengan yang lain.
Berikut proses perajutan dimana dimulai dari beam lusi hasil penghanian benang
Bagian serta fungsinya :
1. Poros Utama : Poros yang menggerakkan langsung dari sumber gerakan
2. Eksentrik
Eksentrik 1 : Menaik turunkan Jarum
Eksentrik 2 : Untuk Sinker (Menahan Jeratan)
Eksentrik 3 : Berhubungan dengan pattern drum dan secara otomatis ke
guide bar
3. Sinker : Menahan jeratan secara collectif dalam bar teretntu
4. Guide bar ; Pengendor benang dan menyuapkan dalam pembentukan
lapping
5. Guide : Guide berfungsi untuk melilitkan benang ke jarum.
6. Pattern drum : Tempat kedudukan rantai dadu
7. Dadu : Pembentuk jenis lapping yang akan dibuat
8. Trick Plate : Tempat kedudukan alur jarum
9. Latc wire : Menutup lidah pada jarum
10. Separator : Memisahkan helai per helai benang agar tidak terjadi
penyilangan
11. Rol Penarik : Menarik kain
12. Rol Penggulung : Menggulung kain
1.3 Data Pengamatan
- Analisa kain 1 bar
1. Jenis rajutan = Tuch Terbuka
. . .
. . .
2. Susunan Dadu
2 T = 0-2 / 6-4 // 4 kali repeat
3. Kebutuhan Dadu
|
|
|
|
∑ Dadu : OA = 1
|
6D = 1
2C = 1
4. Diagram Jeratan ( 4 Wale x 8 Course)
5. Susunan Warna
1. Kuning
2. Kuning
3. Biru laut
4. Biru laut
5. Hitam
6. Biru tua
7. Pink tua
8. Biru muda
9. Biru muda
10. Biru muda
11. Ungu
12. Biru muda
13. Biru muda
14. Biru muda
15. Coklat
16. Coklat
17. Pink muda
18. Pink muda
19. Pink muda
20. Pink muda
21. Pink muda
22. Pink muda
23. Pink muda
24. Merah
25. Biru muda
26. Biru muda
27. Biru muda
28. Biru muda
29. Merah
30. Pink muda
31. Pink muda
32. Pink muda
33. Pink muda
34. Pink muda
35. Pink muda
36. Pink muda
37. Coklat
38. Coklat
39. Biru Muda
40. Biru Muda
41. Biru Muda
42. Biru Muda
43. Biru Muda
44. Biru Muda
45. Biru Muda
46. Biru Muda
47. Biru laut
48. Hitam
49. Putih
50. Ungu tua
51. Kuning
52. Putih
53. Hijau
54. Hijau
6. CPI : 15
WPI : 12
- Analisa kain 2 bar bebas
1. Jenis rajutan
Bar 1 : Tricot Terbuka
Bar 2 : Tricot tertutup
2. Diagram Jetaran
Bar 1 Bar 2 Gabungan
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
3. Susunan Dadu
Bar 1 : 0-2 / 4-2 // 4 kali repeat
Bar 2 : 2-0 / 2-4 // 4 kali repeat
4. Kebutuhan Dadu
Bar 1
|
|
|
|
A B D C
∑ Dadu : OA = 1
|
2C = 1
6D = 1
Bar 2
|
|
||||
|
|||||
C A D A
∑ Dadu : 2C = 1
|
4D = 1
2A = 1
5. Diagram Jeratan ( 4 Wale x 8 Course)
6. Susunan Warna
1. Putih
2. Putih
3. Kuning
4. Kuning
5. Kuning
6. Kuning
7. Putih
8. Putih
9. Putih
10. Putih
11. Putih
12. Putih
13. Putih
14. Putih
15. Kuning
16. Kuning
17. Kuning
18. Kuning
19. Kuning
20. Kuning
21. Biru
22. Putih
23. Putih
24. Kuning
25. Kuning
26. Hijau
27. Putih
28. Putih
29. Putih
30. Putih
31. Merah
32. Kuning
33. Hijau
34. Kuning
35. Kuning
36. Kuning
37. Kuning
38. Merah
39. Kuning
40. Kuning
41. Putih
42. Putih
43. Putih
44. Putih
45. Kuning
46. Kuning
47. Kuning
48. Kuning
49. Putih
50. Putih
51. Kuning
52. Kuning
53. Kuning
54. Kuning
7. CPI : 15
WPI : 22
1.4 Pembahasaan
- Analisa kain 1 bar
A. Proses penghanian
Hal terpenting dalam proses penghanian adalah keseimbangan pembebanan, karena seharusnya benang mengalami pembebanan yang cukup, jadi pengaturan tension pada creel harus benar-benar akurat, Karena Hasil gulungan yang tidak rata pada boom akan mengakibatkan kesukaran pada proses selanjutnya, hal ini dapat diakibatkan antara lain :
1. Karena pembebanan yang kurang karena sisir ekspansi dibuat menjadi miring sehingga pembebanan tidak merata pada setiap bagian
2. Pencucukan pada sisir ekspansi yang kurang baik menyebabkan hasil gulungan menjadi tidak rata
- Penentuan lebar penghanian akan sesuai dengan lebar boom lusi. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil gulungan yang tidak menggelembung di tengah.
B. Proses perajutan
- Untuk pemasangan boom lusi pada MRL Raschel harus benar-benar , boom lusi pada pemasangannnya harus kuat tidak tergeser-geser yang dapat menyebabkan ketidak rataan pada kain yang dihasilkan.
- Pemasangan jalannya benang harus benar sehingga tidak mengalami kesalahan pencucukan.
- Pencucukan benang pada jarum harus benar sehingga tidak terjadi salah perajutan oleh jarum
1.5 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa :
v Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut – turut dari course pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain tenun). Jenis anyaman berikut dapat dibentuk dari proses mesin rajut tricot, Raschel dan jenis sisipan.
v Dalam membuat kain rajut, proses persiapan dan penyetelan mesin harus diperhatikan, sebab itu akan mempengaruhi proses juga hasil kainnya.
v Kain rajut jenis tricot bisa dibuat pada mesin rachel dan perubahan dari jeratan tertutup ke jeratan terbuka bisa dilakukan degan merubah susunan dadu (link) dengan tanpa mengurangi / menambahi.
v Setiap akan mulai merajut, mesin harus dikontrol secara manual. Penyetelan terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan penyetalan bisa menyebabkan kerusakan mesin / cacat kain.
1.6 Daftar Pustaka
- Rajut Lusi, Okim Djamhir
- Catatan Praktikum Perajutan III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar