LAPORAN
PRAKTIKUM PERSIAPAN PERTENUNAN
“PERANGKAPAN BENANG (DOUBLING) “
Nama : Muhammad Sholahuddin
Al-Ayyuby
NPM : 14010072
Group : T4
Dosen : Irwan Z, S.Teks
Asisten :
Abdurrohman, S.ST.
Ipan S
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2015
PERANGKAPAN BENANG (DOUBLING)
I.
Maksud
dan Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara merangkap benang (doubling)
2.
Untuk mengetahui fungsi dan cara kerja mesin doubling
II.
Teori
Dasar
Menggintir merupakan suatu proses menggabung(merangkap) dua benang atau lebih kemudian member antihan dalam jumlah tertentu per satuan panjang tertentu. Penggintiran menurut prosesnya dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Menggintir merupakan suatu proses menggabung(merangkap) dua benang atau lebih kemudian member antihan dalam jumlah tertentu per satuan panjang tertentu. Penggintiran menurut prosesnya dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.
Penggintiran
langsung
Dua benang atau lebih ditarik dari conenya masing-masing untuk
langsung digintir pada mesin tanpa proses perangkapan sebelumnya.
Skema penggintiran langsung
2.
Penggintian
tidak langsung
Benang yang akan digintir mengalami proses perangkapan, yaitu
proses merangkap 2 benang atau lebih dari masing-masing conenya dengan
menggulungnya menjadi 1 cone.
Skema pengintiran tidak langsung
1 cone yang digintir itu berisi gulungan 2 benang atau lebih yang
telah mengalami proses perangkapan pada mesin Doubling. Berikut skema
perangkapan benang pada mesin Doubling
Contoh skema perangkapan 2 benang
III.
Alat
dan Bahan
Mesin
Doubling
Kunci
pas
Timbangan
Benang
Ne 30/2
Paper
Chese
Troboskop
Jangka
Sorong
Tachometer
IV.
Langkah
Percobaan
|
Memasukkan ujung benang pada lubang lapet bawah.
|
|
menghubungkan ke lapet atas
|
|
Hubungkan juga ke tansion
|
|
Gabung jadi satu ketiga benang tersebut dan masukkan ke dalam
cutter
|
|
Sambungkan ke rol pengantar benang
|
|
Memasukkan benang pada lubang traverse guide dan mengikat benang
pada cone (gulungan hasil),
|
|
Menjalankan mesin.
|
V. PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
Bobbin cape Package
Apart
Cone Chese Cradle
Drum Friksi
Traverse
Roll Penghantar
Cuter
Tension
Feeder
Sensor
Lapet
Cone yang akan di
doubling
GAMBAR GEARING
DIAGRAM PROSES DOUBLING
Pengumpulan
data :
Berat paper cone kosong = 70,92 gram
Berat paper cone isi =
285,13 gram
Keliling drum =
16,2 cm
Ø drum =
S1 =3,3 cm S2
=3,5 cm S3 = 3,4 cm S4 = 3,5 cm S5 = 2 cm
S.total = 15,7 cm S
rata-rata =3,489 cm
Waktu penggulungan = 20 menit
N (Rpm)
Drum = 437,7 rpm
Nm benang (panjang = 10m, berat = 1,35 gram)
Nm =
Ne1 = 0,59 x Nm = 0,59 x 7,40 = 4,37 = 4
Pengolahanan data :
v Tan
α =
α =
Tan-1 4,642
= 77,84o
v Berat
produksi nyata = Berat cones
isi – Berat cones kosong
=
285,13 – 70,92 = 214,21 gram
v Prod. teoritis =
=
=
194,78 gram
v Efisiensi =
x 100%
= x 100%
=
109,9 %
VII.
DISKUSI
Analisis yang didapat ketika praktikum winding
tentang doubling
yaitu :
1. Pada
dasarnya doubling
prosesnya hampir sama dengan streng to cone dan cone to cone yang membedakan
hanyadalam doubling mesin
winding yang digunakan lebih canggih karena dilengkapi dengan Panel control yang ada
disamping
kiri.
2.
Drum friksi pada mesin yang digunakan
pada proses doubling tidak
beralur
sehingga
dapat
meminimalisir
ketidakrataan
gulungan yang dihasilkan
dari proses
doubling
3.
Pada mesin ini terdapat beberapa sensor dan line sehingga
tidak
begitu
mempengaruhi
produksi
jika
ada
salah
satu line yang mati.
Dalam
praktikum pertenunan tentang winding doubling dapat diperoleh beberapa masalah yang
bisa diambil menjadi diskusi yaitu :
v Penggunaan`alat tachometer dan
troboscob
untuk
menghitung
kecepatan drum friksi
v
Terdapat motor penggerak
disetiap line
v Efisiensi adalah perbandingan hasil produksi nyata dibagi produksi
teoritsnya dalam skala waktu yang sama. Tidak mungkin ada nilai efisiensi
melebihi 100%. Terdapat kesalahan data perhitungan. Mungkin pada praktikum kali
ini, kami melakukan kesalahan penghitungan waktu. Sehingga berpengaruh pada
perhitungan produksi toeritis.
v Faktor lain yang juga menjadi kendala ialah pemutus benang otomatis
(cutter) pada unit mesin doubling
yang kami gunakan tidak berfungsi. Ketika salah satu benang rangkapan terputus,
cutter tidak otomatis memutuskan benang-benang lainnya sehingga benang-bennag
yang lain tetap digulung tanpa rangkapannya. Hal ini tentu berpengaruh pada
hasil rangkapan juga perhitungan efisiensi.
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil setelah praktikum pertenunan tentang Doubling (Perangkapan)adalah
menjadikan mahasiswa mengerti
fungsi
dan
cara
kerja
mesin winding serta
lebih
terampil dalam mengoperasikan
mesin Winding.
Dari
hasil praktikum diperoleh :
·
Berat produksi
nyata = 214,,22 gram
·
Prod. teoritis = 194,78 gram
·
Efisiensi =
109,9 5
Perangkapan benang bertujuan untuk :
§ Merangkap benang untuk penggintiran tidak langsung
§ Meningkatkan mutu benang gintir.
§ Merangkap untuk tujuan produksi lain.
Perangkapan benang yang baik
harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
ü Perangkapan berjalan maksimal, efisiensi mesin mendekati 100%.
ü Tegangan benang harus sesuai
dengan dengan nomor benang yang dirangkap agar gulungan padat.
ü Hasil rangkap harus sempurna rangkapnya.
IX.
DATAR PUSTAKA
__Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Pertenunan, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar