DEKOMPOSISI KAIN ANYAMAN
KEPER
I. Maksud dan
Tujuan
Untuk
menguraikan kain dengan ditiras atau dilihat dengan lup
kearah lusi dan pakan untuk mengetahui konstruksi kain tersebut, kemudian
mengukur dan menghitung beratnya.
1. Mengetahui desain dasar struktur kain tenun
2. Mengetahui konstruksi kain meliputi : anyaman, tetal benang lusi
dan pakan, nomer benang lusi dan pakan.
3. Mengetahui kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk membuat kain
dengan panjang dan lebar tertentu berdasarkan konstruksi kain yang mengalami dekomposisi.
II. Teori Dasar
Secara umum proses dekomposisi kain bermaksud dan bertujuan untuk
mengetahui jenis anyaman yang dipakai atau digunakan pada suatu jenis kain
[kain contoh uji]
Cara Membaca Rumus Anyaman Keper
1.Angka diatas garis horisontal lebih besar daripada angka dibawah dinamakan anyaman keper lusi
2.Angka diatas garis horisontal lebih kecil dari pada yang ada di bawah garis dinamakan anyaman keper pakan
Cara menamai efek lusi ataupun efek pakan
sebagai berikut :
1. Misal lebih banyak benang lusi yang diatas benang
pakan disebut efek lusi, biasanya pada jenis keper lusi
2. Misal lebih banyak
benang pakan yang diatas benang lusi disebut efek pakan, biasanya pada jenis
keper pakan
Cara menggambar anyaman keeper
1. Kita harus membuat
rumusnya dulu, seperti
atau
Dimana: EL
: Efek Lusi
EP : Efek Pakan
2. Lalu kita tentukan
bera berapa gunnya, cara pembuatan yang sederhana itu msal 3 gun. Keper
dapat ditulis sebagai berikut
. yaitu angka 2 sebagai lusi yang menyilang diatas 2 pakan,
kemudian menyilang dibawah sebuah benang pakan berikutnya yang ditunjukkan oleh
angka 1 dibawah. Dalam hal ini permukaan kain menunjukkan permukaan lusi karena
lusi menyilang diatas pakan lebih banyak dari pada menyilang dibawah pakan.
3. Kita tentukan angka
loncat
4. Setelah menentukan
Gunnya, tinggal kita memilih arah silangan anyaman, seperti diatas, pada poin
ke 1, ada 2 arah, berikut perbedaannya
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Anyaman dengan rumus :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Anyaman dengan rumus :
Menganalisis kain tenun atau biasa disebut dengan “dekomposisi”,
adalah suatu cara menganalisis kain contoh, sehingga dari hasil analisis
tersebut dapat diperoleh data – data yang dapat digunakan untuk membuat kembali
kain yang sesuai dengan contoh yang dianalisis tadi.
Dekomposisi kain sendiri berprinsip untuk menentukan jenis anyaman
yang dipakai oleh suatu jenis kain berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
anyaman yang digunakan oleh kain yang diujiakan. Dengan meneliti anyaman yang
tergabung oleh benang pakan dan benang lusi [titik temu antara 2 titik
tersebut].
Salah satu cara
untuk mengetahui konstruksi kain adalah dengan dekomposisi kain. Cara ini
dilakukan apabila kita akan membuat kain tanpa disertai dengan catatan tentang
konstruksi kain tersebut yang ada hanya kain contoh dengan ukuran yang tidak
sebenarnya.
Dari
proses dekomposisi kain tersebut kita akan memperoleh data-data konstruksi kain
Sehingga dari data tersebut kita dapat
membuat rencana tenun, rencana kebutuhan bahan baku dan proses, atau bahkan
mengembangkan konstruksi kain tersebut.
Langkah-langkah dalam melakukan
dekomposis kain adalah :
1.
Menentukan arah dan tetal lusi dan pakan
2.
Menentukan no.
Benang lusi dan pakan
3.
Menentukan anyaman
kain
4.
Menetukan kebutuhan
bahan baku
î Ciri-ciri dan karakteristik
anyaman keper:
·
Anyaman Keper
adalah anyaman dasar yang kedua
·
Pada permukaan
kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak putus – putus
·
Jika arah
garis miring berjalan dari kanan bawah ke kiri atas, disebut Keper Kiri.
·
Jika arah
garis miring berjalan dari kiri bawah ke kanan atas, disebut Keper Kanan
·
Garis miring
yang dibentuk oleh benang lusi, disebut Keper Efek Lusi atau Keper Lusi
·
Garis miring
yang dibentuk oleh benang pakan, disebut Keper Efek Pakan atau Keper Pakan
·
Garis miring
yang membentuk sudut 45° terhadap garis horizontal
·
Appereance kain pada
permukaan atas dan bawah berlainan
·
Jika raport
terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan disebut keper 3
gun
·
Anyaman keper
diberi nama menurut banyaknya gun minimum, misalnya : keper 3 gun, keper 4 gun,
keper 5 gun dan seterusnya.
·
Biasanya
dibuat dalam konstruksi padat
·
Dalam kondisi
yang sama (faktor – faktor yang lain sama), kekuatan kain dengan dengan anyaman
polos lebih besar daripadakekuatan kain dengan anyaman keper
·
Pada umumnya
tetal benang dibuat lebih tinggi daripada anyaman polos
·
Pengaruh arah
twist benang sangat besar terhadap kenampakan gaaris miring
·
Besarnya sudut
garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan
·
Garis miring
dengan sudut >45° disebut keper curam (steep
twill)
III. Alat dan Bahan
- Lup
- Gunting
- Penggaris
- Jarum
- Timbangan
- Kain contoh
IV.
Langkah Kerja
1.
Tentukan arah lusi
dan arah pakan ( beri tanda panah pada arah lusi )
2.
Hitung tetal lusi dan
tetal pakan pada 3 tempat yang berbeda lalu cari harga
rata-ratanya
3.
Potong kain contoh
dengan ukuran 20 x20 cm, kemudian ditimbang
4.
Ambil benang lusi dan
pakan dari sisi yang berbeda, masing-masing 10 helai (
lusi = 20 hl dan pakan = 20 hl ), lalu ditimbang masing-masing
5.
Hitung panjang benang
lusi dan pakan tersebut ( setelah diluruskan )
6.
Hitung mengkeret benang
lusi dan pakan
7.
Lusi dari no.4
ditimbang dan pakan dari no.4 ditimbang
8.
Hitung nomer benang
lusi dan pakannya
·
No. Metrik [Nm]
·
No. Inggris [Ne1]
·
Tex
·
Denier
9. Hitung berat kain contoh yang meliputi :
·
Berat Percobaan/ m²
·
Berat Kain/ m²
Menurut Perhitungan [lusi, pakan, jumlahkan].
·
Selisih dalam Persen
[%]
10. Menghitung fabric cover. Meliputi :
·
Warp Cover [Cw]
·
Filling Cover [Cf]
·
CF (%)
11. Mengambar anyaman keper.
V. Data perhitungan
Kain
contoh
|
LUSI
|
PAKAN
|
·
Tetal lusi rata-rata = 112,67
hl/inchi = 44,36 hl/cm
·
Tetal pakan rata-rata = 51,33 hl/inch
= 20,2 hl/cm
·
Berat kain = 6,91 mg
·
Berat 20 helai lusi = 115 mg
·
Berat 20 helai pakan = 140 mg
·
Lusi Pb = 20,6 cm
·
Lusi Pk = 20 cm
·
Pakan Pb = 20,5 cm
·
Pakan Pk = 20 cm
1. Benang lusi
·
Mengkeret :
=
·
Nm =
·
Ne = 0,59 x Nm = 0,59 x 35,8 = 21,112
·
Tex :
=
·
Td :
=
= 251,39
2. Benang pakan
·
Mengkeret :
=
·
Nm =
·
Ne = 0,59 x Nm = 0,59 x 29,28 = 17,28
·
Tex :
=
·
Td :
=
3. Berat kain contoh
·
Berat/m2 penimbangan:
·
Berat kain/m2 perhitungan :
·
Berat lusi/m2 =
=
= 127,6 gram
·
Berat pakan/m2
=
=
·
Jumlah kain/m2 = berat lusi/m2 + berat
pakan/m2
=
127,6 + 57,32= 184,9 gram
·
Selisih dalam % =
4. Fabric cover
·
Warp cover factor (Cw) = Nw x Dw
=
112,67 x
= 0,968
·
Filling cover factor (Cf) = Nf x Df
=
51,33 x
= 0,398
·
Cf (%) = (Cw + Cf – Cw x Cf) x 100%
= (0,968 + 0,398- 0,968 x 0,398) x 100%
=
98,02 %
Gambar anyaman
Kepper
2/1 loncat 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.5 Diskusi
Dalam praktikum dekomposisi kain anyaman keper ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
karena dapat mempengaruhi hasil dari praktikum ini, yaitu :
·
Selisih berat dari penimbangan dan perhitungan yang diperoleh praktikan pada
praktikum ini sebanyak 6,6 %. Sedangkan seharusnya selisih berat maksimal
hanya 5%. Hal ini terjadi karena kekurang telitian praktikan saat menentukan
tetal lusi dan tetal pakan, mengukur pajang 20 helai benang lusi dan 20 helai
benang pakan, berat saat menimbang 20 helai benang lusi dan 20 helai benang
pakan. Maka dari itu untuk kedepannya harus lebih pasti dalam mengukur panjang
dan menimbang, agar selisih yang diiinginkan dapat tercapai..
·
Pada saat pemotongan kain contoh 20 x 20 cm sebisa
mungkin sebelumnya kita menguraikan lusi dan pakannya sehingga mendekati ukuran
20 x 20 cm setelah itu diberi batasan dengan ukuran 20 x 20 cm dan kemudian
pakan dan lusinya diurai sampai mendapatkan kain dengan ukuran 20 x 20 cm. Setelah itu sisa-sisa benang lusi dan pakan
dipotong sesuai dengan ukuran kain. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan
pemotongan kain contoh ( kain contoh terlalu kecil, misalnya ).
1.6 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tetal lusi lebih tinggi daripada tetal pakan
2. Kain contoh dengan anyaman keper memiliki :
·
Mengkeret lusi =
2,9 %
·
Mengkeret pakan =
1,57 %
·
Nomer benang lusi : Nomer benang pakan :
Nm = 35,8 Nm =
29,28
Ne1 = 21,112 Ne1 = 17,28
Tex = 27,9 Tex =
34,2
Td = 251,29 Td =
302,38
·
Berat kain / m2 :
Hasil penimbangan = 172,75 g
Hasil perhitungan = 184,9 g
·
Selisih berat kain / m2 ( penimbangan dengan
perhitungan ) = 6,6 %
·
Fabric Cover = 98,02 %
Daftar Pustaka
·
http://kbbi .web.id/dekomposisi
·
wikipedia.anyamankeper.2013
·
Jumaeri,dkk.Textiledesign.Institut Teknologi Tekstil.Bandung.1974
Tidak ada komentar:
Posting Komentar