Kamis, 01 Februari 2018

LAPORAN

PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PERAJUTAN II

Description: Description: E:\Campus\1443830202306.jpg

ANALISA 1 BAR

DAN

ANALISA 2 BAR BEBAS”

DISUSUN :

MUHAMMAD SHOLAHUDDIN AL-AYYUBY (14010072 / 3T4)

DOSEN :

DIMAS K., S.ST., MM.

ASISTEN DOSEN :

TAUFIK M., S.ST.

MAMAN

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2016

1.1 Maksud dan Tujuan

- Mengetahui dan memahami mengenai Mesin Rajut Lusi.

- Membuat kain rajut dengan sebelumnya membuat desain rajutan tersebut

- Merencanakan jenis-jenis dadu yang akan dipakai

- Melakukan praktikum bagaimana caranya melakukan penghanian yang benar serta dapat melakukan analisa tentang hasil hanian tersebut.

- Melakukan proses perajutan dan menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan perajutan dilakukan.

1.2 Teori Dasar

Perkembangan tekstil seiring bergulirnya jaman semakin meningkat, yang pada awalnya sebagai kebutuhan pokok untuk melindungi tubuh dari berbagai suhu ataupun lainnya yang berarti tekstil bersifat fungsional, dan kemudian merangkap ke ranah fahion sebagai sesuatu yang memiliki harga jual yang tinggi. Tetapi akhir-akhir ini tidak hanya merangkap ke arah fashion, tetapi merangkap juga kebidang lainnya, seperti medis, pertanahan, otomotif maupun lainnya

Tekstil sendiri dimulai dari serat yang diolah dari pemintalan menjadi benang kemudian dibentuk menjadi kain tenun maupun kain rajut.

Pada era pembangunan yang sedang dijalani dinegara kita ini, prospek perindustrian kelihatan cerah. Terutama dalam bidang pertekstilan termasuk dalam perajutan yang berkembang dengan pesat. Hal ini terbukti dengan meluasnya pembangunan pabrik-pabrik perajutan khususnya rajut lusi..

Rajut lusi adalah salah satu proses pembuatan kain rajut yang banyak dikerjakan, karena produksinya jauh lebih besar dibanding cara merajut yang lain . Mesin rajut lusi dibuat dalam berbagai lebar dan kehalusan. Umumnya dibuat dengan lebar 84” dan 168” dengan gauge 28 yang terbanyak, artinya dengan 28 jarum dalam satu inch lebar jarum. Kecepatan produksinya dapat mencapai ± 1000 course dalam satu menit.

Pembuatan kain rajut lusi sendiri dilakukan dengan mesin mesin-mesin yang mempergunakan jarum janggut atau jarum lidah. Oleh karena itu mesin rajut lusi dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan jenis jarum yang digunakan yaitu mesin rajut lusi Tricot yang menggunakan jarum janggut dan MRL Raschel yang menggunakan jarum lidah.

a. Gambaran umum mesin rajut lusi

Kain rajut lusi pada umumnya terbuat dari dua atau lebih susunan lusi, sehingga strukturnya lebih stabil dan mempunyai sifat daya penutup (covering properties) yang lebih baik.

Secara umum mesin rajut lusi dibagi menjadi dua macam yaitu mesin rajut lusi tricot dan mesin rajut lusi raschel.

Benang yang akan dirajut dalam mesin rajut lusi ini harus digulung dalam beam lusi terlebih dahulu. Penggulungan lusi dalam beam dilakukan dengan cara penghanian (warping). Untuk memperoleh jumlah benang yang diperlukan dalam pembuatan kain yang lebar, beberapa beam yang masing-masing dengan jumlah helai benang yang sama disatukan dalam satu poros pembawa beam-beam lusi.

Untuk dapat menggulung benang lusi yang akan dirajut dengan tegangan yang rata dan tetap, ada dua car pengturan yang dapat dilakukan yaitu pengaturan tegangan dengan pengereman beam dan pengaturan dengan cara putaran aktif beam.

Benang lusi sebelum dirajut dilewatkan pada mistar sisir yang menjaga kerenggangan sehingga tetap sejajar dan tidak kusut. Kemudian dilewatkan pada mistar penegang yang menjaga ketegangan benang-benang lusi. Setiap helai benang akan dililitkan pada sebuah jarum melalui sebuah pembawa (guide). Jadi terdapat guide yang jumlahnya sama dengan benang lusi, dan masing-masing guide akan memberikan benang pada sebuah jarum, sehingga jumlah jarum juga sama dengan jumlah guide-nya.

Jarum-jarum dalam pembentukan jeratannya dibantu oleh bagian-bagian mesin rajut yang lain misalnya sinker dan presser pada mesin rajut Tricot atau sinker dan trick pada mesin rajut Raschel.

Satu putaran mesin menghasilkan satu course jeratan-jeratan yang pembentukannya pada jarum terjadi secara serempak. Kain yang sudah terbentuk digulung pada rol penggulung melalui rol penarik. Kecepatan penarikan dari rol penarik kain dan rol pengatur tegangan lusi akan menentukan kerapatan course yang terjadi (Course per Cm) dari kain.

Bagian atau unsur dari mesin Tricot adalah :

- Jarum janggut

- Sinker

- Presser

- Guide

Bagian atau unsur yang ada pada mesin Raschel adalah :

- Jarum lidah

- Trick plate

- Sinker

- Latch wire

- Guide

b. Jeratan dalam kain rajut lusi

Pembentukan jeratan pada mesin rajut lusi adalah kearah lusi (panjang kain). Satu course jeratan-jeratan terbentuk dalam satu putaran mesin rajut lusi, sedangkan satu wale jeratan-jeratan terbentuk oleh satu jarum dalam mesin.

Kain rajut lusi pada umumnya adalah kain satu permukaan yang dibuat oleh satu susunan jarum. Jadi permukaan yang satu memperlihatkan jeratan-jeratan kanan saja. Yang menjadi permukaan depan dalam kain rajut lusi adalah permukaan yang jeratan-jeratannya adalah jeratan kiri.

Selain itu yang membedakan M.R pakan dengan M.R lusi adalah adanya proses penghanian terlebih dahulu sebagai proses persiapan perajutan . Penghanian pada perajutan pada prinsipnya sama dengan penghanian pada proses pertenunan, perbedaannya hanya pada ukuran beam yang digunakan. Beam yang digunakan pada rajut ukurannya kecil – kecil dan dalam satu mesin digunakan beberapa buah beam. Haniannya juga untuk proses perajutan harus baik. Hanian harus mempunyai tegangan atau kekerasan yang merata dan seimbang dalam suatu kelosan. Selain itu bentuk hanian harus baik dan tidak bergelombang. Berikut contoh bentuk hanian yang baik dan yang cacat.


Hanian yang Baik Hanian yang Cacat


Hanian yang Cacat Hanian yang Cacat

Mesin hani yang digunakan bagian – bagiannya terdiri atas :

1. Creel, untuk meletakkan cone benang.

2. Sisir hani yang bisa bergerak ke kiri dan ke kanan

3. Alat penggulung, untuk menempatkan beam dan menggulung benang.

4. Counter, untuk mengetahui panjang benang yang sudah digulung.

Setelah benang dihani diusahakan agar ujung potongan tidak berubah dan tetap pada posisinya agar pada saat pencucukan di guide bar mudah dan untuk mencegah terjadinya persilangan benang yang satu dengan yang lain.

Berikut proses perajutan dimana dimulai dari beam lusi hasil penghanian benang


Bagian serta fungsinya :

1. Poros Utama : Poros yang menggerakkan langsung dari sumber gerakan

2. Eksentrik

Eksentrik 1 : Menaik turunkan Jarum

Eksentrik 2 : Untuk Sinker (Menahan Jeratan)

Eksentrik 3 : Berhubungan dengan pattern drum dan secara otomatis ke

guide bar

3. Sinker : Menahan jeratan secara collectif dalam bar teretntu

4. Guide bar ; Pengendor benang dan menyuapkan dalam pembentukan

lapping

5. Guide : Guide berfungsi untuk melilitkan benang ke jarum.

6. Pattern drum : Tempat kedudukan rantai dadu

7. Dadu : Pembentuk jenis lapping yang akan dibuat

8. Trick Plate : Tempat kedudukan alur jarum

9. Latc wire : Menutup lidah pada jarum

10. Separator : Memisahkan helai per helai benang agar tidak terjadi

penyilangan

11. Rol Penarik : Menarik kain

12. Rol Penggulung : Menggulung kain

1.3 Data Pengamatan

  • Analisa kain 1 bar

1. Jenis rajutan = Tuch Terbuka

. . .

. . .

2. Susunan Dadu

2 T = 0-2 / 6-4 // 4 kali repeat

3. Kebutuhan Dadu

4

6

2

0

∑ Dadu : OA = 1

X 4 = 16

2B = 1

6D = 1

2C = 1

4. Diagram Jeratan ( 4 Wale x 8 Course)


5. Susunan Warna


1. Kuning

2. Kuning

3. Biru laut

4. Biru laut

5. Hitam

6. Biru tua

7. Pink tua

8. Biru muda

9. Biru muda

10. Biru muda

11. Ungu

12. Biru muda

13. Biru muda

14. Biru muda

15. Coklat

16. Coklat

17. Pink muda

18. Pink muda

19. Pink muda

20. Pink muda

21. Pink muda

22. Pink muda

23. Pink muda

24. Merah

25. Biru muda

26. Biru muda

27. Biru muda

28. Biru muda

29. Merah

30. Pink muda

31. Pink muda

32. Pink muda

33. Pink muda

34. Pink muda

35. Pink muda

36. Pink muda

37. Coklat

38. Coklat

39. Biru Muda

40. Biru Muda

41. Biru Muda

42. Biru Muda

43. Biru Muda

44. Biru Muda

45. Biru Muda

46. Biru Muda

47. Biru laut

48. Hitam

49. Putih

50. Ungu tua

51. Kuning

52. Putih

53. Hijau

54. Hijau


6. CPI : 15

WPI : 12

  • Analisa kain 2 bar bebas

1. Jenis rajutan

Bar 1 : Tricot Terbuka

Bar 2 : Tricot tertutup

2. Diagram Jetaran

Bar 1 Bar 2 Gabungan

. . . . . .

. . . . . .

. . . . . .

3. Susunan Dadu

Bar 1 : 0-2 / 4-2 // 4 kali repeat

Bar 2 : 2-0 / 2-4 // 4 kali repeat

4. Kebutuhan Dadu

Bar 1

0

2

2

6

A B D C

∑ Dadu : OA = 1

X 4 = 16

2B = 1

2C = 1

6D = 1

Bar 2

2

4

2


C A D A

∑ Dadu : 2C = 1

X 4 = 16

0A = 1

4D = 1

2A = 1

5. Diagram Jeratan ( 4 Wale x 8 Course)


6. Susunan Warna


1. Putih

2. Putih

3. Kuning

4. Kuning

5. Kuning

6. Kuning

7. Putih

8. Putih

9. Putih

10. Putih

11. Putih

12. Putih

13. Putih

14. Putih

15. Kuning

16. Kuning

17. Kuning

18. Kuning

19. Kuning

20. Kuning

21. Biru

22. Putih

23. Putih

24. Kuning

25. Kuning

26. Hijau

27. Putih

28. Putih

29. Putih

30. Putih

31. Merah

32. Kuning

33. Hijau

34. Kuning

35. Kuning

36. Kuning

37. Kuning

38. Merah

39. Kuning

40. Kuning

41. Putih

42. Putih

43. Putih

44. Putih

45. Kuning

46. Kuning

47. Kuning

48. Kuning

49. Putih

50. Putih

51. Kuning

52. Kuning

53. Kuning

54. Kuning


7. CPI : 15

WPI : 22

1.4 Pembahasaan

  • Analisa kain 1 bar

A. Proses penghanian

Hal terpenting dalam proses penghanian adalah keseimbangan pembebanan, karena seharusnya benang mengalami pembebanan yang cukup, jadi pengaturan tension pada creel harus benar-benar akurat, Karena Hasil gulungan yang tidak rata pada boom akan mengakibatkan kesukaran pada proses selanjutnya, hal ini dapat diakibatkan antara lain :

1. Karena pembebanan yang kurang karena sisir ekspansi dibuat menjadi miring sehingga pembebanan tidak merata pada setiap bagian

2. Pencucukan pada sisir ekspansi yang kurang baik menyebabkan hasil gulungan menjadi tidak rata

- Penentuan lebar penghanian akan sesuai dengan lebar boom lusi. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil gulungan yang tidak menggelembung di tengah.

B. Proses perajutan

- Untuk pemasangan boom lusi pada MRL Raschel harus benar-benar , boom lusi pada pemasangannnya harus kuat tidak tergeser-geser yang dapat menyebabkan ketidak rataan pada kain yang dihasilkan.

- Pemasangan jalannya benang harus benar sehingga tidak mengalami kesalahan pencucukan.

- Pencucukan benang pada jarum harus benar sehingga tidak terjadi salah perajutan oleh jarum

1.5 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa :

v Pada kain rajut lusi, pembentukan jeratan terjadi berturut – turut dari course pertama ke course kedua dan seterusnya. (Sama dengan arah lusi pada kain tenun). Jenis anyaman berikut dapat dibentuk dari proses mesin rajut tricot, Raschel dan jenis sisipan.

v Dalam membuat kain rajut, proses persiapan dan penyetelan mesin harus diperhatikan, sebab itu akan mempengaruhi proses juga hasil kainnya.

v Kain rajut jenis tricot bisa dibuat pada mesin rachel dan perubahan dari jeratan tertutup ke jeratan terbuka bisa dilakukan degan merubah susunan dadu (link) dengan tanpa mengurangi / menambahi.

v Setiap akan mulai merajut, mesin harus dikontrol secara manual. Penyetelan terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan terutama dilakukan pada kedudukan guide bar. Kesalahan penyetalan bisa menyebabkan kerusakan mesin / cacat kain.

1.6 Daftar Pustaka

- Rajut Lusi, Okim Djamhir

- Catatan Praktikum Perajutan III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar