LAPORAN
PRAKTIKUM SERAT
UJI MIKROSKOP
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Sholahuddin Al-Ayyuby
NPM : 14010072
Group : T4
Dosen :
R.R. Wiwiek., S.ST
Asisten : 1. Luciana.,S.Teks.,M.Pd
2. Desti M., S.ST
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015
I.
Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui dan meneliti morfologi
dari macam serat dalam pandangan penampang membujur dan memlintang, serta untuk
meneliti dimensi serat , struktur bagian dalam serat dan permukaan serat.
II.
Teori Dasar
Mikroskop (bahasaYunani:
micros = kecil danscopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop
merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk
dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik
berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop,
yaitu:
- Bagian optik, yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler.
- Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,
diafragma, meja objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca
objek (preparat),cermin, kondensor, dan sumber cahaya.
Identifikasi Serat Tekstil
Untuk dapat mengidentifikasi jenis
serat tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji, tetapi dengan penggabungan berbagai cara uji baru dapat
ditentukan jenis serat yang diuji. Identifikasi serat terutama didasarkan pada
beberapa sifat khusus dari serat yaitu morfologi, sifat kimia dan sifat fisika
serat. Pemeriksaan morfologi serat memerlukan suatu mikroskop. Pengamatan
dengan mikroskop meliputi pengamatan penampang membujur dan penampang
melintang, dimensi adanya lumen dan sebagainya.
Adapun
Identifikasi serat tekstil yang akan dilakukan yaitu :
1. Uji
Pembakaran
2. Uji Berat
Jenis
3. Uji Mikroskop
1 (penampang membujur)
4. Uji Mikroskop
2 (penampang melintang)
5. Uji Pelarutan
1
6. Uji Pelarutan
2
7. Uji MC/MR
8. Uji
Kualitatif
9. Uji
Kuantitatif
Dari beberapa cara tersebut, cara yang digunakan pada
percobaan ini adalah dengan cara mikroskop.
Uji Mikroskop
Pemeriksaan
serat dengan mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui penampang membujur dan
melintang dari serat.
Pada pengamatan
secara melintang, prinsipnya adalah serat dipotong secara melintang setipis
mungkin sehingga dapat diamati dibawah mikroskop. Pembuatan irisan melintang
dapat menggunakan cara gabus, mikroton tangan atau mikroton mekanis yang paling
mudah dilakukan adalah cara gabus.
Morfologi
Serat
Pemerikasaan morfologi serat memerlukan
suatu mikroskop. Pengamatan dengan mikroskop merupakan satu-satunya cara yang
dapat digunakan untuk identifikasi serat dimana terdapat campuran serat-serat
yang berbeda jenisnya. Oleh karena itu pengamatan dengan mikroskop adalah cara
yang paling penting dan banyak digunakan untuk identifikasi serat.
Makin luas pengalaman penguji dalam
pengamatan sifat serat dengan menggunakan mikroskop, maka makin sedikit analisa
kimia dan fisika yang diperlukan untuk identifikasi.
Morfologi serat yang penting dalam
pengamatan dengan mikroskop ialah bentuk pandangan membujur dan penampang
melintangnya, adanya lumen dan bentuknya, struktur bagian dalam dan permukaan
serat.
III.
Alat dan Bahan
ê Miroskop dengan pembesaran 100-500 kali.
ê Kaca objek (slide glass).
ê Kaca penutup (cover glass).
ê Jarum pemisah.
ê Gabus dan pisau silet yang tajam atau
mikrotom untuk membuat penampang lintang serat.
ê Lak. merah
ê Air atau gliserin.
IV. Cara
Kerja
- Disiapkan
mikroskop yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk yang telah lalu.
- Kaca
objek yang berisi contoh uji yang telah disiapkan sebelumnya diletakkan
tepat dibawah lensa obyektif.
- Lensa
obyektif diturunkan dengan perbesaran yang terkecil dengan memutar-mutar
sekrup besar.
- Agar
lensa obyektif naik perlahan-lahan sambil mengamati objek sampai bayangan
serat dapat terlihat, sekrup besar diputar dengan tangan kiri
- Untuk
mempertajam bayangan, diputar sekrup kecil.
- Disiapkan
alat tulis dan kertas disebelah kanan mikroskop.
- Dilakukan
pengamatan terhadap contoh uji dan hasil pengamatannya berupa gambar
penampang. Bila contoh uji tidak dapat terlihat bayangannya dengan jelas,
maka persiapan contoh uji harus diulangi lagi sampai hasilnya dapat
diamati dengan jelas.
- Hasil
penggambaran yang diperoleh dibandingkan dengan contoh gambar penampang
serat yang ada.
- Penentuan
serat yang diamati termasuk jenis serat apa. Bila tidak ada yang sesuai
lakukan uji lanjutan.
V.
Data Pengujian
Terlampir.
VI. Diskusi
Dalam pengamatan yang saya amati,
maka terdapat beberapa masalah yang terjadi. Namun ada juga beberapa hal yang
harus diperhatikan ketika melakukan praktikum mikroskop ini. Diantaranya
sebagai berikut :
1
Dalam pengamatan membujur maka serat yang digunakan jangan terlalu
banyak, hal ini akan mengakibatkan serat yang diamati akan bertumpuk – tumpuk,
sehingga menimbulkan ketidakberaturan dalam pengamatan.
2
Sewaktu membuat preparat, kaca penutup dan kaca objek harus dalam keadaan
bersih, karena hal ini akan menyulitkan dalam pengamatan karena terhalang oleh
kotoran yang menempel.
3
Ketika diberi air supaya menempel serat pada kaca preparat, air tidak
boleh terlalu banyak harus di lap
menggunakan tisu.
4
Pada Serat yang sudah dipintal menjadi benang, harus diluruskan terlebih
dahulu supaya serat terbuka dan dapat terlihat dimikroskop.
5
Ketika mencari gambar yang jelas, pemutaran sekrup mikroskop harus
dilakukan dari bawah keatas, hal ini untuk menghindari pecahnya preparat.
6
Pada pangamatan melintang sewaktu memberikan lak harus dilakukan dengan
merata karena bila tidak merata serat akan hancur pada saat diiris.
7
Sedangkan pada waktu pengirisan harus didapatkan irisan yang setipis
mungkin agar didapatkan gambar yang jelas sewaktu pengamatan.
VII. Kesimpulan
Dari uji mikroskop 1 dan 2 ini, dapat saya dismpulkan
sebagai berikut,
1. Kita dapat mengamati dengan mudah morfologi dari serat
alami dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik secara melintang ataupun
membujur. Sedangkan serat buatan agak sulit,
karena morfologi dari serat – serat buatan bergantung dari cara pembuatannya
dan spineretnya (tempat pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan
basah, pemintalan kering, dan pemintalan leleh.
2. Untuk serat – serat alam pada umumnya mempunyai
morfologi serat yang spesifik sehingga dapat dibedakan jenis serat tersebut dan
mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya jadi kita mudah membedakan
setiap jenis serat. Sedangkan untuk
serat buatan bentuk dari serat-seratnya sangat
beragam, seperti pada membujur terdapat ciri serat yang berpilin, ada sisik,
dan lain-lain. Sedangkan pada pengamatan melintang, terdapat ciri serat yang
berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat, berbentuk seperti segitiga, dan
lain-lain.
Dan dari hasil yang didapatkan dengan teori yang
ada, hasil yang kelompok saya dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai
dengan praktek.
VIII. Daftar
Pustaka
Pedoman Praktikum Serat Tekstil, Politeknik Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung
“Evaluasi Tekstil Kimia“, Institut Teknologi
Tekstil, Bandung
“Serat – serat Tekstil“, Institut Teknologi Tekstil,
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar