LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL
UJI PELARUTAN
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Sholahuddin Al-Ayyuby
NPM : 14010072
Group : T4
Dosen :
R.R. Wiwiek., S.ST
Asisten : 1. Luciana.,S.Teks.,M.Pd
2. Desti M., S.ST
SEKOLAH
TINGGI TEKOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015
1.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui sifat kimia serat dengan
menggunakan uji pelarutan.
2.
Teori Dasar
1.1
Pengertian
Serat
Serat adalah suatu benda halus yang mempunyai perbandingan panjang dan diameter
yang sangat besar.
1.2
Identifikasi
Serat Tekstil
Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari
serat yaitu morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pengamatan dengan
mikroskop meliputi pengamatan penampang membujur dan melintang, dimensinya
adanya lumen dan sebagainya.
Pengujian kimia dari serat dilakukan secara makro maupun diamati di bawah
mikroskop, pengujian ini meliputi :
Uji pelarutan
Uji pewarnaan
Selain uji kimia dan morfologi biasanya di tambah uji fisika
yaitu :
Uji pembakaran
Berat jenis
Titik leleh untuk serat-serat sintetik
Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat
tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji saja, tetapi dengan
penggabungan berbagai cara uji, baru dapat ditentukan jenis serat yang di uji.
Adapun identifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Uji Pembakaran
2.
Uji Berat Jenis
3.
Uji Mikroskop I (penampang membujur)
4.
Uji Mikroskop II (penampang
melintang)
5.
Uji Pelarutan I
6.
Uji Pelarutan II
7.
Uji MC/MR
8.
Uji
Kualitatif
9.
Uji
Kuantitatif
1.3
Uji Pelarutan
Uji pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari
masing-masing serat. Uji ini sangat penting terutama untuk serat-serat buatan
yang mempunyai morfologi hampir sama. Dengan melihat kelarutan serat-serat
buatan pada berbagai pelarut dapat disimpulkan jenis seratnya. Prinsip
pengujiannya adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut, kemudian diamati
sifat kelarutannya.
Adapun pelarut yang umum digunakan
adalah :
ê
Asam
klorida, asam ini akan melarutkan serat nylon.
ê
Asam sulfat
70 %, serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon viskosa,
rayon asetat, nylon dan sutera.
ê
Aseton,
larutan ini hanya melarutkan rayon asetat.
ê
NaOCl,
serat wol dan sutera akan larut dalam larutan ini.
ê
Metil
salisilat, larutan ini akan melarutkan serat poliester.
ê
NaOH 45 %,
pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan poliester, wol dan sutera.
ê
Meta
Cresol, larutan ini akan melarutkan serat rayon asetat dan poliamida.
ê
DMF,
larutan ini akan melarutkan poliakrilat, poliamida dan rayon asetat.
ê
Asam
nitrat, pada suhu kamar akan melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat dan
nylon.
3.
Alat dan Bahan
Alat-alat:
1. Tabung reaksi
2. Pengaduk
3. Rak tabung
4. Pembakar bunsen
Bahan:
Bermacam-macam
serat:
1. Serat Kapas
2. Serat Rayon Viskosa
3. Serat Rami
4. Serat Sutera
5. Serat Wol
6. Serat Poliester
7. Serat Poliakrilat
8. Serat Poliamida (Nylon)
9. Serat Campuran Poliester/Kapas
10. Serat Campuran Poliester/Rayon Viskosa
11. Serat Campuran Poliester/Wol
Bermacam-macam
zat kimia:
1. HCl 1:1 atau HCl 28%
2. H2SO4 60% dan H2SO4
70%
3. HNO3 pekat
4. NaOH 10% dan NaOH 45%
5. KOH 10%
6. Metil Salisilat
7. Aseton
8. Asam Formiat pekat
4.
Langkah Kerja
1. Tabung reaksi dibersihkan.
2. 2-5 ml pereaksi yang digunakan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan hati-hati.
3. Beberapa helai serat yang akan di uji
(jangan terlalu banyak) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
pereaksi.
4. Serat yang berada di dalam larutan
pereaksi diaduk-aduk dan diamati kelarutannya selama 5 menit.
5. Jika setelah 5 menit ternyata tidak
larut pereaksi dapat dipanskan dengan hati-hati.
6. Setelah 5 menit diamati kelarutan dari
masing-masing serat pada masing-masing pelarutnya.
5.
Data Percobaan
Terlampir
6.
Diskusi
Pada praktikum
kali ini praktikan menggunakan metode uji pelarutan dalam mengenali sifat dan
karakter pada serat, praktikum ada yang menggunakan larutan yang biasa dan
larutan yang didihkan tapi caranya tetap sama, dengan memasukkan serat yang
udah dipuntir kecil ke dalam tabung yang sudah diisi larutan kimia yang
ditentukan, lalu diaduk dengan pengaduk, hingga dapat dilihat apakah serat itu
larut, larut sebagian atau tidak larut di dalam larutan kimia yang telah
dipilih, praktikan sendiri sudah mengoptimalkan praktikum, tetapi karena kurangnya
pengalaman, banyak data yang tidak sesuai dengan literatur dari referensi.
Kita contohkan pelarutan didalam larutan
H2SO4 60 % dengan
menggunakan serat kapas, praktikan sendiri mendapat hasil pada percobaan yaitu
tidak larut di dalam larutan, tetapi di dalam literatur ternyata menyatakan
larut sebagian. Hal ini dapat disebabkan karena kurang lamanya waktu pengadukan
atau terlalu banyaknya gumpalan serat yang dimasukkan ke dalam tabung oleh
praktikan sehingga serat yang larut sebagian tidak terlihat.
Dari beberapa contoh kesalahan data yang praktikan peroleh maka dapat diberikan sedikit gambaran, bahwa kesalahan-kesalahan yang cukup banyak terjadi dapat disebabkan antara lain dari faktor-faktor :
· Waktu lamanya dalam pengadukan dan pemanasan sehingga dapat terjadi serat larut sebagian bukan karena proses reaksi dengan larutan tersebut akan tetapi menjadi larut sebagian dikarenakan proses mekanik dalam pengadukan tersbut.
· Terdapatnya beberapa serat yang rusak (dengan ditandai berubahnya warna larutan ketika pengadukan) menyebabkan data yang praktikan peroleh kurang sempurna.
Dalam percobaan ini dapat didiskusikan pula dalam menganalisa serat menggunakan metode pelarutan belum dapat menentukan jenis serat secara sempurna atau pasti. Untuk percobaan dengan serat alam, kita dapat sedikit memperkirakan serat apakah tersebut, tetapi untuk serat buatan yang cenderung lebih susah dalam data percobaan yang kebanyakan tidak larut sama sekali dalam larutan-larutan tersebut..
§ Proses pemanasan setelah pengadukan akan lebih menghasilkan reaksi yang sempurna karena dengan adanya pemanasan maka meningkatkan energi kinetis dan menyebabkan serat akan lebih sensitif untuk larut sebagian atau larut sempurna.
§ Kebanyakan serat serat buatan tidak bereaksi terhadap larutan-larutan tersebut, sehingga menyulitkan kita untuk mendefinisikan serat apakah tersebut.
§ Suatu larutan yang mempunyai konsentrasi lebih besar akan lebih reaktif dalam mempengaruhi kelautan serat.
Dari beberapa contoh kesalahan data yang praktikan peroleh maka dapat diberikan sedikit gambaran, bahwa kesalahan-kesalahan yang cukup banyak terjadi dapat disebabkan antara lain dari faktor-faktor :
· Waktu lamanya dalam pengadukan dan pemanasan sehingga dapat terjadi serat larut sebagian bukan karena proses reaksi dengan larutan tersebut akan tetapi menjadi larut sebagian dikarenakan proses mekanik dalam pengadukan tersbut.
· Terdapatnya beberapa serat yang rusak (dengan ditandai berubahnya warna larutan ketika pengadukan) menyebabkan data yang praktikan peroleh kurang sempurna.
Dalam percobaan ini dapat didiskusikan pula dalam menganalisa serat menggunakan metode pelarutan belum dapat menentukan jenis serat secara sempurna atau pasti. Untuk percobaan dengan serat alam, kita dapat sedikit memperkirakan serat apakah tersebut, tetapi untuk serat buatan yang cenderung lebih susah dalam data percobaan yang kebanyakan tidak larut sama sekali dalam larutan-larutan tersebut..
§ Proses pemanasan setelah pengadukan akan lebih menghasilkan reaksi yang sempurna karena dengan adanya pemanasan maka meningkatkan energi kinetis dan menyebabkan serat akan lebih sensitif untuk larut sebagian atau larut sempurna.
§ Kebanyakan serat serat buatan tidak bereaksi terhadap larutan-larutan tersebut, sehingga menyulitkan kita untuk mendefinisikan serat apakah tersebut.
§ Suatu larutan yang mempunyai konsentrasi lebih besar akan lebih reaktif dalam mempengaruhi kelautan serat.
Kita contohkan berikutnya pada
larutan NaOCl yang sudah didihkan atau dipanaskan praktikan dalam melakukan
eksperimen mendapat hasil pada woll tidak larut, padahal didalam literatur dan
referensi pada saat belum didihkan saja sudah larut, apalagi sudah dididihkan.
· Terlalu banyak atau sedikit memasukkan
serat ke dalam pelarut yang dapat membuat praktikan kebingungan dalam melihat
larut atau tidaknya serat dalam laruan tersebut.
7.
Kesimpulan
·
Beberapa
kesimpulan yang dapat kita ambil dari pecobaan tersebut dengan melihat acuan
hasil dan perbandingan referensi adalah
8.
Daftar Pustaka
Modul Praktikum
Identifikasi Serat Tekstil, Bandung: Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil
http://ranaardila.blogspot.com/2013/05/teori-dasar-uji-pelarutan-serat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar