Rabu, 31 Januari 2018

LAPORAN
PRAKTIKUM SERAT
UJI PEMBAKARAN & UJI BERAT JENIS

Disusun oleh :

Nama              : Muhammad Sholahuddin Al-Ayyuby
NPM               : 14010072
Group             :  T4
Dosen             :  R.R. Wiwiek., S.ST
Asisten           :  1. Luciana.,S.Teks.,M.Pd
                             2. Desti M., S.ST

 











SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015


I.                   MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Mengidentifikasi beberapa serat melalui cara pembakaran.
2.      Menentukan berat jenis dari beberapa serat.

II.                ALAT DAN BAHAN
·         Uji pembakaran

1.      Kapas
2.       Rayon viskosa
3.       Rami
4.       Sutera
5.       Wool
6.       Poliester
7.       Poliakrilat
8.       Poliamida/Nylon
9.       Poliester : Kapas
10.   Poliester : Wool
11.   Poliester : Rayon

·      Uji berat jenis

12.     Kapas
13.     Rayon viskosa
14.     Rami
15.     Sutera
16.     Wool
17.     Poliester
18.     Poliakrilat
19.     Poliamida/Nylon
20.     Poliester : Kapas
21.     Poliester : Wool
22.     Poliester : Rayon

III. TEORI DASAR

·         Uji pembakaran
Uji pembakaran adalah suatu cara yang digunakan dalam menentukan jenis serat melalui cara dibakar, cara ini termasuk cara yang paling tua untuk identifikasi serat. Cara ini hanya dapat digunakan untuk menentukan golongan serat secara umum dan tidak dapat dipertanggung jawabkan untuk campuran serat yang terhitung serat baru. Dengan mengamati serat yang terbakar, asap dari serat yang terbakar, bau pembakaran, dan sisa pembakaran maka dapat ditentukan termasuk golongan apa serat yang sedang diuji tersebut. Nyala api untuk membakar serat paling baik digunakan pembakar Bunsen atau pembakar dengan bahan bakar alhohol.

·      Uji berat jenis.
Berat jenis adalah salah satu sifat fisika yang penting untuk identifikasi serat. Berat jenis serat dapat ditentukan dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui berat jenisnya dimana serat tidak tenggelam dan juga tidak terapung. untuk hal ini diperlukan dua zat cair yang tercampur sempurna didalam berbagai perbandingan dan menghasilkan campuran zat cair dengan berat jenis antara 1,0 sampai 1,6. Beberapa zat cair yang dapat digunakan antara lain,yaitu campuran antara :
1.      Karbon tetra klorida ( berat jenis 1,60 ) dengan xilena (berat jenis 0,87)
2.      Karbon tetra klorida ( berat jenis 1,60 ) dengan n-heptana ( berat jenis 1,10 )
3.      Perklor etilena ( berat jenis 1,63 ) dengan xilena ( berat jenis 0,87 )
Untuk berbagai larutan dengan berat jenis antara 1,0 dan 1,6, maka dibuat larutan dengan campuran tetrakhlorida dan xilena dengan perbadingan sebagai berikut :
Campuran
CCl4
Xilena
Berat Jenis
1
10
0
1,600
2
9
1
1,527
3
8
2
1,454
4
7
3
1.381
5
6
4
1,308
6
5
5
1,235
7
4
6
1,162
8
3
7
1,089
9
2
8
1,016
10
1
9
0,934
11
0
10
0,870


III.             CARA KERJA
·                 Uji pembakaran
-      Serat yang akan diuji dijepit dengan pinset.
-      Contoh serat didekatkan pada api dari samping dengan perlahan-lahan.
-      Waktu serat dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar. mendadak.
-      Setelah serat lepas dari nyala api  maka segera dicatat bau dari gas yang dikeluarkan oleh serat yang terbakar itu.
-      Amati juga apakah serat mengeluarkan asap atau tidak.
-      Perlu dicatat pula bagaimana bentuk, warna dan kekerasannya dari abu sisa pembakaran
-      Tempelkan serat pada jurnal praktikum sebagai bukti dengan menggunakan isolasi
                             
-                 Uji berat jenis
-      Tuangkan campuran-campuran tersebut satu persatu ke dalam piala gelas kecil.
-      Masukkan potongan-potongan serat ke dalam setiap piala gelas yang sudah berisi larutan pembanding.
-      Amati pada gelas piala dalam campuran nomor berapakah  contoh uji tidak tenggelam dan tidak terapung (Melayang)
-      Atau jika dari keseluruhan serat yang terdapat dalam gelas piala tidak ada  yang melayang maka dapat dilihat serat pada nomor berurutan,jika pada gelas piala awal serat mengapung dan gelas piala selanjutnya serat tenggelam maka kedua contoh tersebut dipilih
-      Berat jenis serat dapat ditentukan, yaitu sama dengan berat jenis cairan di atas.



IV.             DATA PENGAMATAN
Terlampir





























V.                DISKUSI
  a. Uji pembakaran.
            Pada percobaan ini praktikan mengidentifikasikan beberapa jenis serat melalui cara pembakaran yang memiliki ciri masing-masing yang berbeda ketika dibakar. berikut ini akan dijabarkan oleh praktikan ketika uji kebakaran.
-   Ada serat yang ketika dibakar langsung terbakar cepat meneruskan kebakaran lalu mengeluarkan asap putih dan mengeluarkan bau kertas dibakar dan meninggalkan asap putih yang menunjukkan bahwa itu ciri serat selulosa apabila dibakar seperti yang dipraktikkan pada serat kapas, rayon viskosa dan rami
-  Ada serat yang ketika dibakar langsung terbakar cepat tapi tidak meneruskan pembakaran lalu mengeluarkan bau seperti rambut terbakar dengan asap putih dan tidak meninggalkan apau, melainkan sepertiada bulatan kecil di ujung-ujungnya yang menandakan bahwa itu serat protein atauserat rambut seperti pada sutera dan wol.
-  Ada serat yang ketika dibakar mengeluarkkan asap yang berwarna hitam pada jenis serat poliester, Pada umumnya serat poliester yang kami uji bakar meleleh mengeluarkan bau yang menyengat dan membentuk bulatan kecil seperti pada poliester, poliester rayon, poliester wol, tetapi pada polieseter kapas tercium seperti kertas terbakar, terbakar cepat, dan meninggalkan abu, mungkin ada kesalahankami dalam mengedentifikasi dalam uji bakar serat poliester
-  Ada serat juga yang tidak meenimbulkan asap ketika dibakar, meleleh serat mengeluarkan aroma rambut terbakar dengan bulatan kecil yang tidak teratur yang kami identifikasikan sebagai serat nylon sesuai petunjuk, selain itu juga ada serat yang ,emgeluarkan asap hitam, meleleh, mengeluarkan bau seperti asam asetat dan meninggalkan sisa bulatan kecil diujungnya ketika dibakar yang disebut poliakrilat
Selain itu dalam percobaan pembakaran, pada umumnya pengujian terhadap serat alam  tidak terlalu mengalami kesulitan, dalam hal asap, bau, sisa pada pembakaran atau hal lainnya, tapi praktikan mengalami kesulitan ketika menguji baakar serat buatan, khususnya dalam membedakan bau, selain itu juga praktikan ga bisa terus mengulang mencium baunya karena fatal paru-paru jika terus-terus diulang, untuk yang lainnya masih bbisa dikondisikan dalam hal asap, sifat pembakaran maupun sisa pembakarannya 

  b. Berat jenis.
            Pada saat pengujian berat jenis di dalam praktiknya  ternyata lebih jauh berbeda dengan teorinya langsung, karena banyak yag tidaksesuai dengan data berat jjenis aslinya, mungkin itu disebabkan oleh beberapa hal, seperti ketidak hatian prakriakan ddalm mengamati serat saat dimasukkan ke larutan campuran seperti keterlambatan dalam memasukkan, serta larutan diantara tabung-tabung aada yang tidak sma tingginya, lalu ada kemungkinan juga hintiran kecil serat yaang dimasukkan tidak muat atau terlalu besar sehingga ketika dimasukkan kedalam tabung terasa banyak gaya geseknya sehingga tidak lancar ketika dimasukkan kedalamnya.

VI.             KESIMPULAN

A. UJI PEMBAKARAN
            Pada praktikum serat tentang uji pembakaran, praktikan dapat menyimpulkan beberapa hal yang bisa diambil,
-          Dengan uji pembakaran kita dapat mengidentifikasi serat bahwa serat itu termasuk ke dalam serat selulosa, rambut atau buatan
-          Dapat disimpulkan bahwa diantara jenis serat selulos, protein, maupun buatan memiliki sifat fisika yang berbeda dari segi bau, asap, sifat pembakaran, maupun sisa pembakarannya

B. BERAT JENIS.
            Pada praktikum serat tentang uji berat jenis, praktikum dapat menyimpulkan ketika pengujian mulai dari pengamatan ketika serat digintir dimasukkan kedalam larutan ada yang terapung, melayang maupun tenggelam, yaitu dari semua itu membuktikan bahwa masing-masing jenis serat mulai dari serat alam maupun buatan memiliki sifat fisikanya termasuk dalam berat jenisnya yang berbeda pada masing-masing jenis seratnya




VII.          DAFTAR PUSTAKA
1.  Wibowo Moerdoko, S.Teks., “ Evaluasi Tekstil Bagian Kimia “. , Institut  Teknologi Tekstil – Bandung, 1975.
2.   “ Serat – Serat Tekstil “. ,Institut Teknologi Tekstil – Bandung.
3.  ITS, interteks Testing Service, Lab Test
4. Pedoman praktikum identifikasi serat tekstil

                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar