Rabu, 31 Januari 2018

LAPORAN
PRAKTIKUM SERAT

UJI MIKROSKOP

Disusun oleh :
Nama       : Muhammad Sholahuddin Al-Ayyuby
NPM        : 14010072
Group      :  T4
Dosen       :  R.R. Wiwiek., S.ST
Asisten     :  1. Luciana.,S.Teks.,M.Pd




                     2. Desti M., S.ST


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2015


I.       Maksud dan Tujuan
                              Untuk mengetahui dan meneliti morfologi dari macam serat dalam pandangan penampang membujur dan memlintang, serta untuk meneliti dimensi serat , struktur bagian dalam serat dan permukaan serat.

II.    Teori Dasar
      Mikroskop  (bahasaYunani: micros = kecil danscopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
  • Bagian optik, yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler.
  • Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat),cermin, kondensor, dan sumber cahaya.

      Identifikasi Serat Tekstil
                              Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji, tetapi dengan  penggabungan berbagai cara uji baru dapat ditentukan jenis serat yang diuji. Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Pemeriksaan morfologi serat memerlukan suatu mikroskop. Pengamatan dengan mikroskop meliputi pengamatan penampang membujur dan penampang melintang, dimensi adanya lumen dan sebagainya.
Adapun Identifikasi serat tekstil yang akan dilakukan yaitu :
1. Uji Pembakaran
2. Uji Berat Jenis
3. Uji Mikroskop 1 (penampang membujur)
4. Uji Mikroskop 2 (penampang melintang)
5. Uji Pelarutan 1
6. Uji Pelarutan 2
7. Uji MC/MR
8. Uji Kualitatif
9. Uji Kuantitatif
            Dari beberapa cara tersebut, cara yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop.
                       
     Uji Mikroskop
        Pemeriksaan serat dengan mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui penampang membujur dan melintang dari serat.
        Pada pengamatan secara melintang, prinsipnya adalah serat dipotong secara melintang setipis mungkin sehingga dapat diamati dibawah mikroskop. Pembuatan irisan melintang dapat menggunakan cara gabus, mikroton tangan atau mikroton mekanis yang paling mudah dilakukan adalah cara gabus.

Morfologi Serat
Pemerikasaan morfologi serat memerlukan suatu mikroskop. Pengamatan dengan mikroskop merupakan satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk identifikasi serat dimana terdapat campuran serat-serat yang berbeda jenisnya. Oleh karena itu pengamatan dengan mikroskop adalah cara yang paling penting dan banyak digunakan untuk identifikasi serat.
Makin luas pengalaman penguji dalam pengamatan sifat serat dengan menggunakan mikroskop, maka makin sedikit analisa kimia dan fisika yang diperlukan untuk identifikasi.
Morfologi serat yang penting dalam pengamatan dengan mikroskop ialah bentuk pandangan membujur dan penampang melintangnya, adanya lumen dan bentuknya, struktur bagian dalam dan permukaan serat.

III.   Alat dan Bahan
ê   Miroskop dengan pembesaran 100-500 kali.
ê   Kaca objek (slide glass).
ê   Kaca penutup (cover glass).
ê   Jarum pemisah.
ê   Gabus dan pisau silet yang tajam atau mikrotom untuk membuat penampang lintang serat.
ê   Lak. merah
ê   Air atau gliserin.

IV.   Cara Kerja
  1. Disiapkan mikroskop yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk yang telah lalu.
  2. Kaca objek yang berisi contoh uji yang telah disiapkan sebelumnya diletakkan tepat dibawah lensa obyektif.
  3. Lensa obyektif diturunkan dengan perbesaran yang terkecil dengan memutar-mutar sekrup besar.
  4. Agar lensa obyektif naik perlahan-lahan sambil mengamati objek sampai bayangan serat dapat terlihat, sekrup besar diputar dengan tangan kiri
  5. Untuk mempertajam bayangan, diputar sekrup kecil.
  6. Disiapkan alat tulis dan kertas disebelah kanan mikroskop.
  7. Dilakukan pengamatan terhadap contoh uji dan hasil pengamatannya berupa gambar penampang. Bila contoh uji tidak dapat terlihat bayangannya dengan jelas, maka persiapan contoh uji harus diulangi lagi sampai hasilnya dapat diamati dengan jelas.
  8. Hasil penggambaran yang diperoleh dibandingkan dengan contoh gambar penampang serat yang ada.
  9. Penentuan serat yang diamati termasuk jenis serat apa. Bila tidak ada yang sesuai lakukan uji lanjutan. 
V.      Data Pengujian
Terlampir.


 
VI. Diskusi
Dalam pengamatan yang saya amati, maka terdapat beberapa masalah yang terjadi. Namun ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan praktikum mikroskop ini. Diantaranya sebagai berikut :
1     Dalam pengamatan membujur maka serat yang digunakan jangan terlalu banyak, hal ini akan mengakibatkan serat yang diamati akan bertumpuk – tumpuk, sehingga menimbulkan ketidakberaturan dalam pengamatan.
2     Sewaktu membuat preparat, kaca penutup dan kaca objek harus dalam keadaan bersih, karena hal ini akan menyulitkan dalam pengamatan karena terhalang oleh kotoran yang menempel.
3     Ketika diberi air supaya menempel serat pada kaca preparat, air tidak boleh terlalu banyak  harus di lap menggunakan tisu.
4     Pada Serat yang sudah dipintal menjadi benang, harus diluruskan terlebih dahulu supaya serat terbuka dan dapat terlihat dimikroskop.  
5     Ketika mencari gambar yang jelas, pemutaran sekrup mikroskop harus dilakukan dari bawah keatas, hal ini untuk menghindari pecahnya preparat.
6     Pada pangamatan melintang sewaktu memberikan lak harus dilakukan dengan merata karena bila tidak merata serat akan hancur pada saat diiris.
7     Sedangkan pada waktu pengirisan harus didapatkan irisan yang setipis mungkin agar didapatkan gambar yang jelas sewaktu pengamatan.

VII. Kesimpulan
Dari uji mikroskop 1 dan 2 ini, dapat saya dismpulkan sebagai berikut, 
1. Kita dapat mengamati dengan mudah morfologi dari serat alami dan mengetahui ciri-ciri dari tiap serat baik secara melintang ataupun membujur. Sedangkan serat buatan agak sulit, karena morfologi dari serat – serat buatan bergantung dari cara pembuatannya dan spineretnya (tempat pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah, pemintalan kering, dan pemintalan leleh.
2. Untuk serat – serat alam pada umumnya mempunyai morfologi serat yang spesifik sehingga dapat dibedakan jenis serat tersebut dan mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya jadi kita mudah membedakan setiap jenis serat.  Sedangkan untuk serat buatan bentuk dari serat-seratnya sangat beragam, seperti pada membujur terdapat ciri serat yang berpilin, ada sisik, dan lain-lain. Sedangkan pada pengamatan melintang, terdapat ciri serat yang berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat, berbentuk seperti segitiga, dan lain-lain.
Dan dari hasil yang didapatkan dengan teori yang ada, hasil yang kelompok saya dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai dengan praktek.

VIII.  Daftar Pustaka
Pedoman Praktikum Serat Tekstil, Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung
“Evaluasi Tekstil Kimia“, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
“Serat – serat Tekstil“, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop


Tidak ada komentar:

Posting Komentar