Kamis, 01 Februari 2018

MAKALAH PERSIAPAN PERTENUNAN

“SISTEM PENOMORAN BENANG”

disusun oleh :

Nama : 1. Muhammad Sholahuddin Al-Ayyuby (14010072)

2. Agi Restu Prathama M (14010073)

3. Bayu Pandu Dewanata (14010084)

Group : 2T3, 2T4

Dosen : Irwan, S.Teks

POLITEKNNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses persiapan pertenunan bertujuan untuk memperbaiki sejauh mungkin kualitas benang sehingga dalam proses selanjutnya tidak mengalami banyak kesulitan,kemacetan atau banyak menimbulkan noda-noda karena rusak.Selain itu, membuat gulungan yang sesuai dengan proses selanjutnya,baik dalam bentuk maupun volumenya. Sebelum masuk ke persiapan pertenunan dan proses pertenunan, beberapa hal yang harus diketahui yaitu :

* 1.Pengetahuan nomor benang

* 2.Teknik menyambung benang

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang tata cara sistem penomoran benang.

1.2 Tujuan

Untuk memahami tata cara sistem penomoran benang

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem penomoran benang?

2. Apa yang dimaksud dengan satuan penomoran benang?

3. Apa saja jenis-jenis sistem penomoran untuk benang?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penomoran Benang

Penomoran benang adalah sistem yang digunakan untuk mengukur halus atau kasarnya benang, semakin halus suatu benang maka benang tersebut memiliki diameter yang semakin kecil, dan sebaliknya semakin kasar benang maka semakin kecil diamerter dari benang itu sendiri.

2.2 Satuan Nomer Benang

Untuk mempermudah dalam perhitungan, terlebih dahulu harus dipelajari satuan-satuan yang biasa dipergunakan dalam penomoran benang. Adapun satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :

Satuan panjang

1 inch (1”) = 2,54 cm

12 inches = 1 foot (1’) = 30,48 cm

36 inches = 3 feet = 1 yard = 91.44 cm

120 yards = 1 lea = 109,73 m

7 lea’s = 1 hank = 840 yards = 768 m

Satuan berat

1 grain = 64,799 miligram

1 pound (1 lb) = 16 ounces = 7000 grains = 453,6 gram

1 ounce (1 oz) = 437,5 grains,

2.3 Jenis-Jenis Sistem Penomeran untuk Benang

Pada dasarnya hanya ada 2 macam sistim penomoran,yaitu:

Pemberian nomor benang dengan sistim panjang tetap (direct system) ; N =(B)/(P)

Pemberian nomor benang dengan sistim berat tetap ( indirect system) ; N=(Pjg)/(Brt)

1. Penomoran langsung

Sistem langsung, dimana makin besar nomer benang, berarti makin besar diameter benang nya. Ini biasanya dipakai untuk penomeran benang- benang fillament yarn.

Berat dicari untuk suatu panjang tertentu, yang sudah ditetapkan.

Misalnya : No. Tex (tex), yaitu berapa gram tiap panjang benang 1 000 m.

No.Denier (den/d), yaitu berapa gram tiap panjang benang 9000 m.

No.Decitex (dtex), yaitu berapa gram tiap panjang benang 10 000 m.

2 Penomoran Tidak langsung

Sistem tak langsung, dimana makin besar nomer benang, berarti makin kecil diameter benang nya. sistim ini digunakan untuk benang benang spun yarn.

Panjang dicari untuk suatu berat tertentu, yang sudah ditetapkan.

Misalnya yang saat ini banyak dipakai adalah n(ew) e(nglish) count:

  1. No. Ne1 (untuk benang spun), yaitu berapa kelipatan 840 yards untuk tiap berat 1 pounds (0,453 kg)
  2. No.Ne2 (untuk benang worsted), yaitu berapa kelipatan 560 yards untuk tiap berat 1 pounds (0,453 kg)
  3. No.Ne 3 (untuk benang linen), yaitu berapa kelipatan 300 yards untuk tiap berat 1 pounds (0,453 kg).
  4. No.Nm (untuk benang spun), yaitu berapa kilo meter panjang benang tiap berat1 kilogram benang.

3. Penomeran jika benang tersebut terdiri dari 2 atau lebih benang

Pada saat digandakan, maka benang menjadi beberapa kali lipat dari besar benang semula. Ini tentu berakibat nomornya berubah sesuai dengan nomor asal dan jumlah penggandaannya.

Untuk penomeran langsung : No x n. Artinya benangnya makin besar setelah di Double, sesuai dengan besaran nomer nya.

# Misal 1: 2 helai benang filament 150 denier digintir jadi sehelai benang.

Berapakah nomor sekarang?

Jawab: Nomor sekarang No x n = 150 x 2 denier.= ~ 300 d

Untuk penomeran tak langsung : No / n. Artinya benang makin besar maka nomernya makin kecil.

# Misal 2: 3 helai benang spun Ne 45 dipintal jadi satu. Berapakah nomor

sekarang?

Jawab : Nomor sekarang No / n = Ne 45/3 = ~ Ne 15.

# Misal 3: Benang Nm 40, aslinya 1 kg cones panjang 40. km.

Setelah 2 helai benang di doubling , 1 kg cones panjangnya berapa km?

Jawab: Nomornya menjadi Nm 40/ 2 = ~ Ne 20.

Maka berat 1 kg benang, panjangnya = 20. km.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari data di atas kita dapat lihat bahwa nomer benang sangat penting untuk diketahui karena nomer benang mempunyai pengaruh kepada ke halusan dan kekasaran benang, tingkat kekasaran atau kehalusan memiliki satuan berat dan panjang yang berbeda beda tergantung dari penomeran yang digunakan sistem penomeran benang juga terbagi menjadi 2 yaitu penomeran langsung dan penomeran tidak langsung, sistem penomeran langsung dan tidak langsung juga sama sistem kerjanya jika benang itu terdiri dari 2 benang atau lebih, hanya dibedakan berdasarkan perhitungannya saja.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, kelompok penulis memohon adanya saran serta kritik agar kelompok penulis dapat menyempurnakannya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://miwitiingsun.blogspot.co.id/2012/12/nomor-benang.html

http://annienurwasilah.blogspot.co.id/2013/01/sistem-penomeran-benang-pada-industri.html

www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel.../thread-numberin .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar